Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Pengelolaan Museum Mesti Maksimal, Begini Kata Arkeolog Senior

Rabu, 18 Desember 2024 | 08:40 WIB | 0 Views Last Updated 2024-12-18T02:30:12Z

Marsis Sutopo

(Dok. Pribadi)

shakti.id, JAKARTA - Ketua Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia, Marsis Sutopo,  memandang perlu ada pengelolaan yang maksimal terhadap koleksi museum di Indonesia. Hal itu disampaikan melalui gawai, Rabu (18/12/2024) kepada shakti.id.



Mengenai insiden dicurinya koleksi lempeng emas tahun 2013 dan kebakaran museum nasional beberapa waktu yang lalu, seharusnya bisa menjadi pelajaran agar pengelolaan museum dapat lebih baik di masa mendatang.




"Musibah kebakaran itu akan dijadikan sebagai pelajaran yang sangat berharga, sehingga bagaimana kemudian mengelola museum secara profesional, bagaimana kemudian melakukan mitigasi bencana, supaya nanti tidak terjadi lagi atau tidak terulang lagi," ucap salah satu Founder RUMAH CB (Forum Ahli Cagar Budaya) ini.





 Marsis menambahkan, pihaknya juga memperhatikan kondisi museum-museum di daerah lain di luar Jakarta yang terkesan "seperti tak diurus."




Bahkan kata Marsis, kondisi museum di daerah lain yang menerima koleksi artefak  mesti memerhatikan perawatan maksimal dan harus terjamin keamanan dan kelestariannya.

Sebagai koleksi museum yg didisplay atau dipajang dapat menjadi media edukasi dan inspirasi untuk membangun dan memperkuat kepribadian generasi muda.



Semisal, daerah minta pemulangan artefak-artefak, mesti memerhatikan kondisi museum. Ini sangat urgen terhadap kelestarian koleksi-koleksi tersebut kedepannya.



"Ada yang hanya bisa disimpan di museum Nasional saja karena merupakan artefak yang masterpice. Bahkan bisa saja yang didisplay di museum daerah  hanya duplikatnya, sementara yang asli disimpan di tempat yang aman,"  sergah Marsis.



 "Jika museum daerah akan menerima tentunya perlu dipertimbangkan mengingat museum-museum di daerah yang istilahnya dari aspek dukungan dananya juga hanya seadanya, tentu tidak bisa merawat," jelas Marsis.


"Harus ada dukungan dana yang memadai, juga dukungan SDM. Selain itu juga perlu dukungan peralatan untuk melestarikan, melindungi, merawat, dan memajang sehingga artefak koleksi museum dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya untuk masyarakat, khususnya yang berkunjung ke museum," harapnya.




Tak hanya masalah perawatan, Marsis berharap pemerintah melakukan riset menyeluruh terkait benda-benda bersejarah tersebut, kemudian mempresentasikannya dengan baik.


 Dia menekankan bahwa presentasi dengan narasi yang baik ini sangat penting agar generasi muda paham peninggalan itu bukan sekadar benda mati.



Marsis  menganggap peninggalan sejarah semacam ini seharusnya dipresentasikan dengan baik, tak sekadar dipajang di dalam lemari museum.




"Koleksi di museum terkadang hanya dipajang di dalam lemari kaca, kemudian hanya diberi nama. Namanya ini, ditemukan di sini, sudah selesai. Tidak diberi makna apa-apa," ucapnya.




"Ini yang kemudian menyebabkan kadang generasi muda itu tidak tahu sebenarnya itu benda apa, maknanya apa, kepentingannya untuk masa sekarang apa. Itu yang tidak pernah disajikan."

 

Jika kondisi itu tetap begitu, maka masyarakat tak mendapatkan tambahan pengetahuan yang penting, melainkan hanya "kenangan visual.(*)

 


×
Berita Terbaru Update