Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Marlutfi, Intelektual Organik yang "Dikenalkan" Bupati Situbondo Pada Jajaran OPD

Kamis, 20 Februari 2025 | 20:29 WIB | 0 Views Last Updated 2025-02-20T15:12:19Z

Kolom

 Oleh : I. Kurniadi*)

Marlutfi Yoandinas.
Foto: Dokumen Yayasan Museum Balumbung Situbondo

Mas Rio dan Mbak Ulfi resmi menjabat sebagai Bupati dan  Wakil Bupati Situbondo sejak hari Kamis, tanggal 20 Februari 2025 hingga 5 tahun ke depan. Kesuksesan pasangan politik ini tentu tak lepas dari dukungan partai politik serta sejumlah sosok-sosok non partisan dalam proses kontestasi Pilkada 2024.



Sore hari, Mas Rio menggelar zoom meeting bagi OPD (Organisasi Perangkat Daerah) Se Kabupaten Situbondo. Itu adalah arahan Mas Rio yang perdana sebagai kepala daerah Kota Santri Situbondo.



Dari sejumlah arahan Mas Bupati , yang menarik buat saya ketika ia menyampaikan istilah intelektual organik. Ada peran sosok intelektual organik yang turut andil dalam perjuangan Mas Bupati.



Secara gamblang, Mas Rio menyebut sosok Marlutfi Yoandinas dan Bella.

Namun ia secara spesifik menyebutkan jika Marlutfi adalah seorang penulis buku. Bagaimana perannya dalam pra pilkada hingga hari ini.



Saya langsung terbayang pada masa-masa sulit saya di tahun 2010-2012 . Mengenali pertama kali, sosok pemuda intelektual pejuang literasi yang  kala itu pernah mempersilahkan saya mengambil makanan dan bikin kopi di dapur rumah tinggalnya di Kampung Langai, Sumberkolak, Panarukan, Kabupaten Situbondo. Sosok yang pernah menitipkan rumah karena ia sedang ada acara ke luar rumah dan menyuruh saya beristirahat dengan tumpukan bukunya di Rumah Baca Damar Aksara.



Ya, Marlutfi Yoandinas, Kapten Divisi Kajian Strategis Bidang Pemerintahan, Hukum dan Keamanan pada Tim Transisi Situbondo Naik Kelas. Marlutfi Yoandinas yang memang tumbuh mewujudkan dirinya sebagai intelektual organik hingga punya "saham" sebagai think thank Mas Rio.



Istilah intelektual organik sendiri merupakan teori yang dikemukakan oleh Antonio Gramsci, seorang pemikir Marxis asal Italia.Antonio Gramsci memperkenalkan istilah intelektual organik dalam bukunya, Prison Notebooks. Ia menjelaskan peran intelektual yang tak hanya berdiam di menara gading, tapi juga berinteraksi secara aktif dengan masyarakat. Yang utama adalah berperan aktif dalam mengarahkan perubahan sosial.



Teori ini menjelaskan peran intelektual dalam masyarakat. Secara khusus dalam membentuk ide-ide dan pemahaman yang dominan. Seorang intelektual organik memiliki pengetahuan dan keterampilan akademi, menggunakan pengetahuan dan keterampilan untuk mempengaruhi masyarakat. Ia juga berperan sebagai perantara antara elit penguasa dan masyarakat umum. Dan terkadang juga berasal dari kelas sosial yang biasanya tak menghasilkan intelektual. 



Selain itu Gramsci menyebutkan jika seorang intelektual organik tetap berhubungan dengan kelas sosial asalnya,  turut berperan dalam membangun kesadaran masyarakat, berperan penting dalam menciptakan dan mempertahankan hegemoni, berperan dalam membangun kesadaran di tengah masyarakat,menawarkan konsep menarik mengenai peran kaum intelektual yang terhubung erat dengan masyarakat, mampu memberikan kontribusi signifikan dalam membentuk opini, kebijakan, dan bahkan perubahan sosial. Ia juga berperan dalam mempelajari dan mencari solusi bagi permasalahan lingkungannya.



Pas! Marlutfi Yoandinas banget! Apa yang telah dikemukakan Gramsci! Saya pun menulis ini lantaran saya merasakan sendiri bagaimana sosok ini begitu moderat dan selalu menjadi pendengar yang baik bagi para aktivis seperti saya yang kala itu gelisah mencari jati diri, sok sibuk mondar-mandir cari kegiatan sejak berstatus honorer hingga jadi ASN.



Marlutfi, intelektual organik "Oreng Situbanda"  terlibat dalam perjuangan kelas atau golongan yang diwakilinya. Ia lahir dari kelas menengah perkotaan sebagaimana yang digambarkan Gramsci. Kerap bertindak sebagai penghubung antara aspirasi masyarakat dengan wacana intelektual yang lebih luas.



Sesuai teori Gramsci, Marlutfi termasuk aktivis, tokoh komunitas, dan atau figur publik yang memiliki pemahaman mendalam tentang masalah-masalah sosial utamanya kaum disabilitas , juga masalah ekonomi yang dihadapi oleh kelompok masyarakatnya. Tapi secara dominan, sosok ini adalah pejuang literasi bersama "kroni-kroninya". Tak heran jika Marlutfi yang alumni S 2 Universitas Gajah Mada ini akhirnya berstatus sebagai penggiat Budaya Kementerian Kebudayaan RI.



Dan kini, di era kepemimpinan Mas Rio dan Mbak Ulfi akan ada ide-ide brilian apalagi yang akan dijembatani oleh Marlutfi. Kita tunggu eh maaf, kita bersamai tentunya, bersama semua elemen yang memiliki cinta pada Situbondo. Ya, Situbondo naik kelas!


*Penulis adalah pimpinan redaksi shakti.id yang pernah kenyang-lapar di Kampung Langai.




×
Berita Terbaru Update